Kamis, 26 Februari 2015

Struktur Faring

     Faring adalah suatu kantung fibromuskuler yang bentuknya seperti corong, yang besar di bagian atas dan sempit di bagian bawah. Ke atas, faring berhubungan dengan rongga hidung melalui koana, ke depan berhubungan dengan rongga mulut melalui isthmus faucium, sedangkan dengan laring di bawah berhubungan melalui aditus pharyngeus, dan ke bawah berhubungan esofagus. Faring terdiri atas:


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6mM6X3xQDrl1uz1TZiwL_eerfXrrIUkuA6zc4P4MzPPAizSSBnjOtJ-m9aDvbSO9QuFz5-ETh2uH6RUaQbi2O8EgE0iemXSa47Ca-ZXITf0C9vq8G9lJrOYnsoTkoi5GsGz5nhb8bN_A/s1600/pharynx.jpg
1. Nasofaring 
Relatif kecil, mengandung serta berhubungan dengan erat dengan beberapa struktur penting, seperti adenoid, jaringan limfoid pada dinding lateral faring, torus tubarius, kantong Rathke, choanae, foramen jugulare, dan muara tuba Eustachius.
Batas antara cavum nasi dan nasopharynx adalah choana. Kelainan kongenital koana salahsatunya adalah atresia choana.
Struktur Nasofaring :
1. Ostium Faringeum tuba auditiva muara dari tuba auditiva

2. Torus tubarius, penonjolan di atas ostium faringeum tuba auditiva yang disebabkan karena cartilago tuba auditiva
3. Torus levatorius, penonjolan di bawah ostium faringeum tuba auditiva yang disebabkan karena musculus levator veli palatini.
4. Plica salpingopalatina, lipatan di depan torus tubarius
5. Plica salpingopharingea, lipatan di belakang torus tubarius, merupakan penonjolan dari musculus salphingopharingeus yang berfungsi untuk membuka ostium faringeum tuba auditiva terutama ketika menguap atau menelan.
6. Recessus Pharingeus disebut juga fossa rossenmuller. Merupakan tempat predileksi Nasopharingeal Carcinoma.
7. Tonsila pharingea, terletak di bagian superior nasopharynx. Disebut adenoid jika ada pembesaran. Sedangkan jika ada inflammasi disebut adenoiditis.
8. Tonsila tuba, terdapat pada recessus pharingeus.
9. Isthmus pharingeus merupakan suatu penyempitan di antara nasopharing da oropharing karena musculus sphincterpalatopharing
10. Musculus constrictor pharingeus dengan origo yang bernama raffae pharingei

2. Orofaring
Struktur yang terdapat di sini adalah dinding posterior faring, tonsil palatina, fossa tonsilaris, arcus faring, uvula, tonsil lingual, dan foramen caecum.
a. Dinding posterior faring, penting karena ikut terlibat pada radang akut atau radang kronik faring, abses retrofaring, serta gangguan otot-otot di bagian tersebut.
b. Fossa tonsilaris, berisi jaringan ikat jarang dan biasanya merupakan tempat nanah memecah ke luar bila terjadi abses.
c. Tonsil, adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dan ditunjang kriptus di dalamnya. Ada 3 macam tonsil, yaitu tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina, dan tonsil lingual, yang ketiganya membentuk lingkaran yang disebut cincin Waldeyer. Epitel yang melapisi tonsil adalah epitel skuamosa yang juga meliputi kriptus. Di dalam kriptus biasanya ditemukan leukosit, limfosit, epitel yang terlepas, bakteri, dan sisa makanan

3. Laringofaring 
Struktur yang terdapat di sini adalah vallecula epiglotica, epiglotis, serta fossa piriformis.
Fungsi faring yang terutama adalah untuk respirasi, pada waktu menelan, resonansi suara, dan untuk artikulasi.

Proses Pembuatan Hafalan Sistem Pernafasan Manusia
 

 






Jumat, 20 Februari 2015

FISIOLOGI MANUSIA



Fisiologi Dasar Manusia

 Berkas:BLW Human Anatomy.jpg
I. Karakteristik makhluk hidup 

adalah sifat-sifat yang membedakan benda hidup dari beda mati dan yang memungkinkan sel-sel hidup untuk untuk melaksanakan aktivitas yang diperlukan untuk mempertahankan hidup. Sifat-sifat tersebut meliputi:
A.    Iritabilitas atau keresponsifan adalah kemampuan untuk merespons rangsang yang berasal dari dalam atau dari luar lingkungan.
B.     Konduktivitas  adalah kemampuan untuk melakukan atau mentransmisikan iritabilitas (rangsang) dari satu sisi ke sisi lain. Sifat ini sangat berkembang dalam sel saraf dan sel otot.
C.     Pergerakan adalah hasil dari penyusutan atau pengerutan sel dan sifat ini berkembang dengan baik terutama dalam sel otot.
D.    Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran sel individu atau pertambahan jumlah sel.
E.     Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk melipat gandakan jumlah mereka.
F.      Metabolisme adalah jumlah total dari seluruh reaksi kimia yang terjadi pada makhluk hidup. Proses kimia yang dimaksud adalah katabolisme, atau pemecahan molekul kompleks menjadi zat yang lebih sederhana, dan anabolisme, pembentukan makromolekul kompleks dari zat yang lebih sederhana. Metabolisme dalam tubuh bergantung pada proses berikut ini.
1.      Pencernaan adalah proses pemecahan makanan kompleks (karbohidrat,protein,dan lemak) menjadi molekul-molekul sederhana (gula/glukosa,asam amino,asam lemak,dan gliserol) untuk diabsorbsi.
2.      Pernapasan mengacu pada proses pertukaran oksigen dan karbondioksida antara sel-sel tubuh dengan lingkungan luar.
3.      Pernapasan Selular adalah proses pemakaian nutrisi oksigen oleh sel tubuh untuk memperoduksi energi dan karbondioksida.
4.      Sirkulasi cairan tubuh membawa oksigen dan nutrisi menuju sel dan mengeluarkan hasil metabolisme dari sel.
5.      Ekskresi adalah pengeluaran sisa hasil metabolisme dari tubuh.

 II.   HOMEOSTASIS

A.    Konsep Homeostatis (Keadaan Tetap) mengacu pada mempertahankan kondisi fisik dan kimia yang relative konstan dalam lingkungan sel organisme,menurut batas-batas fisiologis. Persyaratan kimia untuk mempertahankan kondisi yang konstan meliputi,volume air yang mencukupi,nutrisi,dan oksigen yang mancukupi; persyaratan fisik meliputi suhu dan tekanan atmosfir.
B.     Mekanisme Homeostatis melibatkan hampir seluruh sistem organ tubuh walaupun kondisi internal berubah secara konstan, tubuh melindungi terhadap perubahan yang besar dengan mekanisme control pengaturan sendiri seperti sistem umpan balik.Sistem ini mengacu pada pemberian informasi dari suatu sistem (output) kembali ke sistem (input ) untuk menimbulkan respons.
1.      Komponen sistem umpan balik
a.       Setpoint adalah nilai fisiologi normal dari masing-masing variabel tubuh,seperti suhu normal,konsentrasi zat dalam cairan ekstraselular, atau kadar keasaman dan kadar kebasaan darah.
b.      Sensor (Penerima) mendeteksi suatu penyimpangan dari setiap variabel normal.
c.       Pusat Pengendalian meneriama informasi dari berbagai sensor,mengitegrasi dan memproses informasi tersebut,kemudian menentukan respons balasan untuk kembali ke setpoint.
d.      Efektor menjelaskan respons, yang terus berlangsung sampai setpointtercapai kembali.
2.      Contoh Sitem Umpan Balik
a)      Mekanisme Umpan Balik Negatif adalah mekanisme dimana informasi balasan untuk sistem (input) mengurangi perubahan (output) sehingga dapat kembali ke setpoint yang sesuai. Salah satu contoh adalah kemampuan untuk mempertahankan glukosa darah pada kadar yang relative konstan yaitu 90 sampai 110/100ml darah.
1)      Setelah makan, peningkatan kadar glukosa darah merangsang keluarnya insulin dari sel-sel khusus dalam pankreas.
2)      Insulin memfasilitasi masuknya glukosa ke dalam sel-sel tubuh sehingga mengurangi kadar glukosa darah.
3)      Penurunan kadar glukosa darah kemudian mempengaruhi sel-sel pelepas insulin (umpan balik negative) untuk mengurangi pelepasan insulin dan glukosa darah dipertahankan pada kadar yang sesuai.
b)      Mekanisme umpan balik positif adalah mekanisme dimana informasi balasan ke system meningkatkan atau memperlama, bukannya mengurangi,penyimpangan dari kondisi fisiologi asal.
1)      Salah satu umpan balik positif terjadi saat membran saraf dirangsang.
a.       Rangsang mengubah permeabilitas membrane terhadap ion-ion natrium, yang kemudian mengalir melewati membrane.
b.      Arus ion natrium ini kemudian menambah permeabilitas membrane tehadap ion natrium sehingga ion natrium yang melewatinya semakin banyak. Hasil dari kejadian tersebut adalah cetusan impuls saraf.
2)      Umpan balik positif juga bisa terjadi dalam mekanisme pembekuan darah. Cetusan pada proses pembekuan darah menyebabkan keluarnya zat-zat kimia yang mempercepat proses pembekuan darah.
3)       
   
III. BIDANG STRUKTURAL TUBUH
 Ilmu mengenai anatomi memerlukan terminology mengenai posisi dan arah serta poin-poin rujukan.
A.    Bidang (seksio) tubuh adalah bidang datar imajiner yang menembus tubuh untuk menunjukkan poin-poin rujukan.
1.    Bidang Sagital membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan.
·         Bidang Midsagital membagi tubuh menjadi dua bagian, bagian kiri sama besar dengan bagian kanan.
·         Bidang Parasagital membagi tubuh menjadi dua bagian, bagian kiri dan kanan yang tidak sama besar.
2.  Bidang Frontal atau Koronal adalah salah satu bidang di bagian kanan   bidang sagital. Bidang ini membagi tubuh atau organ menjadi bagian depan dan   belakang.
3.  Bidang Transversal (Horizontal, Potong Silang) membagi tubuh atau organ                    menjadi bagian atas dan bawah.

B.   Posisi Anatomis tubuh digunakan sebagai rujukan agar hubungan dengan seluruh bagian tubuh dapat dijelaskan. Dalam posisi anatomis, tubuh berdiri tegak dengan mata melihat ke depan, kaki dirapatkan, lengan disisi tubuh, telapak tangan membuka ke depan dengan ibu jari mengarah ke luar tubuh, dan jari kelingking mengarah ke tubuh.
·         Bagian Anterior dari tubuh (Ventral pada binatang) merupakan bagian depan tubuh atau perut. Contoh: hidung merupakan bagian anterior dari keseluruhan bagian wajah.

·         Posterior adalah bagian belakang (pada binatang disebut Dorsal). Contoh: bokong merupakan bagian posterior dari abdomen.
·         Superior adalah mengarah ke kepala atau bagian tertinggi; superior juga disebut sebagaisefalik, cranial, atau rostal. Contoh: kepala merupakan bagian superior dari leher.
·         Inferior adalah arah menjauhi kepala dan mengarah ke bagian bawah tubuh; inferior juga disebut kauda. Contoh: dada merupakan bagian inferior dari leher.
·         Medial adalah setiap setiap struktur yang terdekat dengan garis an tengah imajiner tubuh. Contoh: hidung merupakan bagian medial dari mata.
·         Lateral mengarah ke samping, menjauhi garis tengah imajiner tubuh. Contoh: telinga merupakan bagian lateral dari mata.
a.    Ipsilateral berarti terletak di sisi yang sama.
b.    Kontralateral berarti terletak di sisi yang berlawanan.
·         Proksimal mengacu pada bagian suatu struktur yang mendekati garis tengah tubuh, atau jika mengacu pada satu tungkai, maka mendekati titik asal atau titik perlekatan terdekat dengan trunkus. Contoh siku adalah bagian proksimal dari pergelangan tangan.
·         Distal berarti paling jauh dari garis tengah imajiner atau menjauhi titik asal atau titik perlekatan dengan trunkus. Contoh: kaki merupakan bagian distal dari pergelangan kaki.
·         Superfisial berarti setiap bagian manapun yang dekat ke permukaan tubuh. Contoh: kulit merupakan bagian superficial dari otot.
·         Dalam berarti terletak di bagian internal, di dalam tubuh. Contoh: usus halus terletak jauh lebih kedalam tubuh dari otot-otot dan kulit abdominal.

C.   Rongga Tubuh adalah ruang dalam bagian aksial tubuh yang berisi organ-organ atau visera internal. Dua rongga utama yang terletak dalam bagian aksial tubuh: rongga dorsal danrongga ventral. Bagian apendikular atau bagian anggota gerak tubuh tidak memiliki rongga.
1.    Rongga Tubuh Dorsal terletak di bagian posterior (dorsal) dan terbagi                              menjadi  rongga cranial dan rongga spinal.
a.    Rongga Kranial dikelilingi oleh tulang dan berisi otak.
b.    Rongga Spinal (Vertebral) terbentuk dari susunan tulang belakang serta berisi medulla spinalis.

2.    Rongga Tubuh Ventral terletak di bagian anterior (secara ventral) dan      terbagi menjadi rongga toraks dan rongga abdomen yang dipisahkan diafragma.
a.    Rongga Toraks adalah rongga dada. Rongga ini terdiri dari dari rongga  (kantong) pleural kanan dan kiri, serta mediastinum.
b.    Rongga Abdominopelvis (Peritoneal) berisi visera abdomen dan                          bidang pelvis. 

c.    Rongga kecil tambahan di bagian kepala meliputi: Rongga
oral,rongga nasal,rongga telinga tengah, dan rongga   orbital untuk mata.
3. Membran Serosa melapisi rongga toraks dan rongga abdominopelvis, serta                       menyelimuti organ-organ dalam rongga-rongga tersebut. Membran                                        Periental melapisi rongga; sedangkan Membran Viseral menyelimuti organ.
a.    Pleura Periental melapisi rongga pleural dan Pleura Visera membungkus paru-  paru.
b.    Perikardium Perietal melapisi rongga perikardial dan Visera Perikardium        membungkus jantung.
c.    Peritonium Perietal melapisi rongga abdominopelvis; Visera Pertonium membungkus organ abdominal daan organ pelvis lainnya.

D.    Regia Abdomen-Pelvis. Sembilan petunjuk digunakan dalam ilmu anatomis          untuk memfasilitasi rujukan struktur tubuh dan organ-organ internal. 
1.    Regia Umbilikal terletak pada pusat abdomen.
2.    Regia Epigastrium berada di bagian superior dari rega umbilicus.
3.    Regia Hipogastrium berada di bagian inferior regia umbilikus.
4.    Regia Hipokondrium kanan dan kiri beroprasi lateral terhadapregia                     epigastrium.
5.    Regia Lumbar Kanan Dan Kiri terletak lateral tehadap regia              umbilicus.                                         
6.    Regia Inguinalis (Iliaka) Kanan dan Kiri terletak lateral dari regia                     hypogastrium.

E.     Empat Petunjuk Abdominopelvis, umumnya dipakai secara klinis, didapat dari garis imajiner horizontal dan vertikal yang menyilang pada umbilikus. Garis ini membagi abdomen menjadiKuadran Kanan dan Kiri Atas serta Kuadran Kanan dan Kiri Bawah (KKAB dan KKIB).